Berita

Diduga Dikeroyok Seniornya, Santri Ponpes Daarul Rahman Tempuling Babak-belur

×

Diduga Dikeroyok Seniornya, Santri Ponpes Daarul Rahman Tempuling Babak-belur

Sebarkan artikel ini
MRH saat dirumah sakit

Seorang santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Darul Rahman Tempuling, Kecamatan Tempuling, Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) diduga mengalami pengeroyokan oleh kakak kelasnya.

Kakak kandung korban, JK mengatakan dugaan pengeroyokan itu dilakukan kepada adiknya berinisial MRH (16) yang dilakukan oleh 4 orang. 

“Sebanyak 4 orang melakukan pengeroyokan terhadap adik saya, yang melakukan ini katanya kakak kelasnya, ada yang memakai kayu broti,” kata JK yang ingin identitasnya diinisialkan kepada Awak Media, Minggu (14/11/2021). 

Aksi pengeroyokan diketahui pihak keluarga korban setelah MRH mengeluh sakit yang tak tertahankan pada bagian kepala. 

“Tahu adik saya dikeroyok itu karena Ia mengeluh sakit pada bagian kepala, mungkin sudah tak tahan lagi Ia mengadu pada orang tua kami. Dan adik saya mengaku dikeroyok oleh 4 orang kakak kelasnya di Ponpes Daarul Rahman, pada Senin lalu (8/11) setelah shalat dhuha. Ketika diperiksa terdapat memar di beberapa bagian tubuhnya,” ungkapnya. 

MRH diketahui duduk di kelas Program Khusus (PK) di Ponpes Darul Rahman Tempuling. Setelah pengakuan itu, Ia lalu dibawa ke rumah sakit untuk diperiksa dan saat ini MRH pulang ke kampung halamannya. 

“Menurut keterangan adik saya, Ia dikunci dalam kamar lalu dikeroyok, sesudah dikeroyok Ia diancam agar tidak melaporkan kejadian itu kepada siapapun, bahkan kata adik kami, Ia akan diincar jika pengeroyok ini dikeluarkan dari Ponpes,” sebutnya. 

Sementara pihak Ponpes disebutkan JK sudah mengetahui pengeroyokan itu. 

“Yang lebih menyakitkan hati lagi, pihak Ponpes tidak ada mengobati adik kami setelah dikeroyok. Sementara tujuan masuk pondok baik untuk dibimbing tapi kok dikeroyok dengan kakak kelasnya tanpa ada kesalahan apapun,” ujar JK. 

Sehari sebelum pengeroyokan, dipaparkan JK bahwa orang tuanya seperti biasa mendatangi Ponpes untuk menjenguk MRH pada Minggu hari. 

“Dari sana adik saya mengadu sering kehilangan beberapa barang termasuk baju batik yang baru dibeli oleh orang tua kami. Orang tua kami lalu mengadukan kepada pihak pondok mengenai hilangnya beberapa barang milik MRH. Esoknya adik kami malah dikeroyok kakak kelasnya entah salah apa,” tukasnya.

Pihak keluarga MRH sudah melaporkan pengeroyokan ini kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) melalui aplikasi online. Dan akan mendatangi Ponpes Daarul Rahman Tempuling. 

“Kemungkinan besok (Senin,) juga kami akan ke Polsek Tempuling,” tutur JK. 

Sementara salah satu pihak Ponpes, Ustadz Habibi saat dikonfirmasi melalui telepon memilih bungkam, terkait dugaan pengeroyokan ini. 

“Nanti saja dulu ya, lagi ada acara, lagi ada acara,” ungkapnya, setelah itu mematikan panggilan. 

Setelah pihak wartawan mencoba kembali mengkonfirmasi ustadz Habibi melalui telepon, namun tidak direspon atau diangkat, bahkan yang kesekian kalinya nomor yang dituju tidak dapat tersambung.