Berita

Wisata Religi Inhil, Ziarah Makam Tuan Guru KH Syekh Abdurrahman Siddiq

×

Wisata Religi Inhil, Ziarah Makam Tuan Guru KH Syekh Abdurrahman Siddiq

Sebarkan artikel ini

Infoinhil.com – Tuan Guru Syekh Abdurrahman Siddiq merupakan seorang ulama besar Inhil kelahiran Dalam Pagar, Martapura, Kalimantan Selatan (Kalsel) tahun 1857 yang meninggal di Sapat, Kuindra, Kabupaten Inhil, Riau pada 10 Maret 1930.

Syekh Abdurrahman Siddiq adalah seorang ulama dari etnis Banjar keturunan ulama besar dari Kalsel bernama Syekh Arsyad Al – Banjari yang merupakan anak dari Muhammad Afif Bin Khadi H. Mahmud dan Shafura.

Ulama yang akrab dengan sebutan Tuan Guru Sapat ini sudah dikenal di mana-mana bahkan sampai di Mekkah, karena ia juga menjadi pengajar di Masjidil Haram dan memiliki Murid tersebar sampai ke Singapura, Malaysia, Jambi, Palembang, Kalimantan.

Tuan Guru Sapat sudah menetap di Sapat, Kecamatan Kuindra, Inhil sejak sekitar tahun 1890 an hingga wafat.

Tuan Guru Sapat juga merupakan Mufti kerajaan Indragiri atau ahli agama atau ahli agama yang ditugaskan kerajaan untuk memenuhi kebutuhan umat Islam khususnya dalam hal perkawinan, mawaris pengadilan dan perceraian yang ditunjuk langsung oleh Sultan Indragiri.

Awalnya jabatan ini ditolak Tuan Guru sejak ditawarkan Sultan, namun akhirnya diterimanya dengan syarat beliau tetap tinggal di Sapat dan tidak mau menerima gaji dari kerajaan.

Sebelum menetap di Sapat, Tuan Guru yang pernah memperdalam ilmu di Mekkah selama 7 tahun ini, sempat merantau ke Padang, Sumatera Barat (Sumbar) dan menjalankan usaha sebagai penyepuh emas sembari berdakwah ke pelosok-pelosok Sumbar.

Tuan Guru juga pernah di Bangka Belitung sesaat setelah dirinya sampai di Kalimantan sepulang dari dirinya menuntut ilmu di Mekkah, atas izin dari birokrasi pendidikan Mekah Tuan Guru Sapat kembali ke tanah air dengan alasan ingin mengabadikan ilmu yang didapat di kampung halaman.

Meskipun Kini dirinya telah tiada, namun karya-karyanya yang berbentuk kitab seperti jadwal sifat dua puluh, sittin masalah dan Jurumiah, asrarul shalah min’iddatil kutubi al mu’tamadah, syair ibarat dan kabar kiamat, serta banyak lainnya lagi yang saat ini masih menjadi literasi di banyak pusat pusat pendidikan Islam, seperti pesantren dan Madrasah ribuan murid-muridnya.

Saat ini masyarakat terus memperingati m Tuan Guru Sapat pada acara haul Tuan Guru setiap tahun bertepatan dari hari wafatnya, hal ini sendiri merupakan bentuk penghormatan kepada Tuan Guru atas perannya dalam mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya di bidang agama Islam acara haul ini bahkan dihadiri oleh ribuan jamaah dari berbagai pelosok nusantara seperti negara tetangga Malaysia Singapura dan Brunei Darussalam.

Kepala Dinas Pariwisata, pemuda, Olahraga, Budaya (Disparporabud) Kabupaten Inhil, Junaidy Ismail menjelaskan, lebih dikenal dengan nama Makan Tuan Guru Sapat, makam ini terletak di Dusun Hidayat, Desa Teluk Dalam, Sapat, Kecamatan Kuala Indragiri (Kuindra) Kabupaten Inhil.

Syekh Abdurrahman Siddiq adalah seorang ulama besar yang pernah menjadi Mufti di Kerajaan Indragiri dan diangkat Sultan Mahmud Shah (Raja Muda) sebagai Mufti Kerajaan Indragiri pada tahun 1919-1939.

“Setelah wafat, ulama ini dimakamkan di Kampung Hidayat Sapat, Kecamatan Kuala Indragiri Kabupaten Inhil,” jelasnya.

Menurutnya, Makam Tuan Guru Sapat, tentunya menjadi potensi yang besar bagi daerah bila digarap dengan baik.

“Masyarakat terus datang, ini menjadi potensi besar bagi daerah kita juga. Kalau dimakam tuang guru ini kan setiap tahun juga ada haul dan itu ramai, jadi luar biasa potensinya itu,” imbuhnya

Ditambahkannya, masyarakat Inhil yang pulang dari perantauan juga menjadikan wisata ini sebagai tujuan utamanya saat pulang kampung.

Apalagi pengunjung yang datang tidak hanya berasal dari wisatawan lokal saja, tapi wisatawan mancanegara juga kerap datang untuk berziarah ke Makan Tuan Guru Sapat yang memang memiliki murid dari berbagai negara ini.

“Karena memang yang datang kesana itu kan bukan hanya orang sini, tapi orang dari mana –  mana datang juga, seperti Malaysia, Singapore, Brunei dan terbanyak dari Kalimantan,” jelasnya.

Selain di hari – hari biasa, wisata religi ziarah tuan Guru Sapat yang kian meningkat tajam lebaran kedua dan tiga.

Berkunjung makam Tuan Guru Sapat tidaklah begitu sulit, wisatawan cukup menggunakan perahu pancung (speed boat) dari Pelabuhan RSUD Puri Husada atau pelabuhan lain yang berada di pusat Kota Tembilahan.

Setelah perahu bersandar di Dermaga Hidayat Desa Teluk Dalam, perjalanan dilanjutkan dengan menempuh jalur darat sekitar dua kilometer menggunakan ojek untuk menuju Komplek Makam.