Berita

Kadisdik Inhil Dalami Banyaknya Siswa di SDN 014 Wonosari Pelangiran Tak Naik Kelas

×

Kadisdik Inhil Dalami Banyaknya Siswa di SDN 014 Wonosari Pelangiran Tak Naik Kelas

Sebarkan artikel ini
Kadisdik Inhil

Infoinhil.com – INHIL, Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Kabupaten Inhil, MH. Irwan mengatakan akan mendalami lebih lanjut terkait banyaknya siswa di SDN 014 Desa Wonosari, Kecamatan Pelangiran yang tak naik kelas.

“Untuk hal banyaknya siswa yang tidak naik kelas di SDN 014 Wonosari, saya pelajari dan kordinasikan dulu dengan yang terkait, seperti pengawasnya,  korwilnya dan kepseknya,” kata Irwan, saat dikonfirmasi, Kamis (14/7/2022).

Ia juga mengaku sudah menginstruksikan koordinator wilayah (korwil) pendidikan wilayah tersebut untuk melakukan konfirmasi ke pihak sekolah.

“Korwil dan pengawasnya sudah saya intruksikan untuk mengkonfirmasi dengan kepsek di sekolah tersebut, apa penyebab sekolah mengambil keputusan tidak menaikkan siswanya,” lanjut Irwan.

Sebelumnya, salah satu orang tua siswa mengadu kepada media, bahwa sebanyak 15 orang siswa di SDN 014 Desa Wonosari tidak naik kelas tahun ajaran 2021/2022. 

“Ada 15 siswa di SDN 014 Desa Wonosari, Kecamatan Pelangiran yang tak naik kelas, tentu kami selaku orang tua bertanya tanya,” ujar narasumber yang tak ingin disebut namanya ini.

Bahkan katanya, ada siswa yang sudah dua tahun tidak naik kelas.

Kepala sekolah (Kepsek) SDN 014 Wonosari, Suripah tidak memungkiri  ada beberapa siswa yang tidak naik kelas, namun tidak sebanyak 15 orang.

“Lima belas ?, sepertinya gak sampai lah, cuman 9 orang. Kelas I ada 3 orang, kelas III ada 3 orang dan kelas IV ada 3 orang,” sebutnya.

Ia kemudian menjelaskan penyebab siswa tersebut tidak naik kelas.

“Rata-rata anak itu tidak tahu apa-apa apalagi yang kelas I. Sedangkan siswa di kelas III dan kelas IV yang tidak naik kelas jarang masuk, nilai harian pun jarang ada. Nilai siswanya dibawah standar kkn, sementara kriteria kenaikan kelas sudah ada, kami katrol nilainya pun tidak sampai. Bagaimana guru mau memberi nilai yang patut untuk naik kelas jika seperti ini. Jadi tidak memungkinkan untuk naik kelas,” kata Suripah.

Ketetapan tidak naiknya beberapa siswa tersebut dijelaskan Syarifah atas kesepakatan pihak sekolah.

“Kasihan kepada siswanya dan guru kelas diatasnya nanti,” jelasnya.

Selain itu, Pihak sekolah SDN 014 Wonosari, Kecamatan Pelangiran membantah ada siswanya yang tidak naik kelas dua tahun berturut-turut.

“Tidak ada itu, rata-rata hanya 1 tahun yang tidak naik kelas,” tukasnya.

Dari data Dapodik, siswa SDN 014 Wonosari Kecamatan Pelangiran Kabupaten Inhil sebanyak 100 orang.

Sementara, Wasekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI), Fahriza Tanjung, meminta agar tidak ada siswa yang tinggal kelas dalam situasi pandemi ini. Sebab, pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) tidak bisa dilaksanakan dengan adil dan merata bagi semua anak di seluruh wilayah Indonesia.

“Prinsipnya siswa jangan dirugikan. Jangan sampai ada siswa tak naik kelas di masa krisis pandemi ini,” ujarnya, Jumat (29/5/2020).

Ia pun menyoroti tentang sistem penilaian untuk kenaikan kelas, termasuk format Penilaian Akhir Tahun (PAT) di setiap jenjang satuan pendidikan yang akan dilaksanakan beberapa minggu ke depan. Menurut Fahriza, apabila sekolah sudah efektif dalam melaksanakan PJJ, maka nilai kenaikan kelas bisa diambil dari akumulasi proses pembelajaran yang dilakukan selama satu semester ini. Artinya, nilai yang didapat dari sebelum dan sesudah pandemi terjadi.

Mengenai format PAT, lanjut Fahriza, dinas pendidikan dan sekolah tetap harus mempertimbangkan akses siswa terhadap internet dan kepemilikan gawai.

“PAT tak bisa dilakukan serentak di waktu yang sama bagi semua siswa, mengingat banyak siswa tak punya gawai di satu sekolah tertentu, atau hanya punya satu gawai dan itu pun dipegang orang tua. Jadi pelaksanaan PAT harus dengan prinsip fleksibilitas, berkeadilan, nondiskriminatif, dan tak merugikan siswa,” paparnya.

Untuk sekolah yang tidak efektif dalam pelaksanaan PJJ selama tiga bulan ini, bahkan relatif tak berjalan karena keterbatasan gawai, jaringan internet, bahkan keterbatasan listrik, maka nilai kenaikan kelas siswa bisa diambil dari proses pembelajaran selama sebelum pandemi. Menurutnya, ini bertujuan agar tidak merugikan siswa.